Duo Ranger

Jumat, 11 Januari 2008

Seribu zulaikha tanpa seorang Yusuf





Zulaikha, sudah bertebaran di mana – mana, di balik blouse sepan elegan minimalis, di balik wajah – wajah lugu tak berdosa. Zulaikha-zulaikha modern di ujung – ujung kota, sekedar habiskan sore di kafe – kafe, membeli kopi seharga sekarung beras nasi. Zulaikha – zulaikha desa, dengan keluguan yang entah, masih tersisa atau tidak.
Zulaikha – zulaikha kelam dengan kehidupan malam, tak bisa di sangsikan keberadaannya, ya secara terang – terangan sudah di jadikan komoditi ekspor non migas, penyumbang devisa negara. Ironis, saudari – saudariku di sana menjalani hari – harinya dengan penuh kepahitan, sedangkan kita mungkin, masih memikirkan bagaimana caranya, membebaskan saudara-saudara kita dari belenggu itu.
Pada suatu hari, saya menonton acara talk show favorit saya, yg memang di gemari di seluruh dunia. Temanya adalah tentang penjualan, pengeksploitasian anak di bawah umur yg di pekerjakan sebagai pekerja seks komersial. Saya pun sangat antusias menyimak acara tersebut, di tengah – tengah sesi acara ditayangkan adegan kisah nyata pembebasan seorang anak oleh keluarganya ditangan mucikari profesional. Seperti yang sudah saya duga sebelumnya, tempatnya tidak lain tidak bukan adalah di negara yg kita cintai ini, Indonesia.
Sang anak menangis meronta - meronta karena malu bila ia pulang ke kampung halaman, mirisnya dia memilih tetap tinggal, untungnya kerabatnya menenangkan dan akhirnya berhasil membawa gadis kecil itu pulang kembali. Sang narasumber yang berasal dari salah satu LSM pun memaparkan bahwa hal ini sudah sering terjadi, tapi dianggap lalu oleh pemerintah dan aparat negara ini. Dan yang paling tidak enak di dengar khususnya oleh saya sendiri adalah, penderitaan dari si korban yang tidak habis – habis, setelah dia berhasil di bebaskanpun hinaan, cacian dan penolakan dari masyarakat ia terima sehari- harinya. Masyarakat seperti tidak peduli tentang dia yg ingin pulih, ingin kembali berbenah menata hidup yg masih panjang bagi gadis kecil seusianya. Allah saja maha pengampun terhadap hamba – hambanya.
Cobalah untuk adil, sayapun bertanya – tanya mengapa perempuan yang ujung – ujungnya menjadi sorotan, objek penyalahan dan lainnya. Mengapa laki – laki hidung belang yang menjadi langganan tetap dari bisnis ini jarang sekali di ekspos, jarang sekali muncul ke permukaan, ataukah ini merupakan sisa – sisa kebudayaan jahili yg menempatkan wanita lebih rendah dari laki – laki, nauzubilah summa nauzubilah
“Dan apabila bayi perempuan yang di kubur hidup – hidup ditanya, karena dosa apakah ia di bunuh?”
Kembali ke masalah awal, media – media yg menjadikan wanita sebagai objek, sudah tak terkira banyaknya, berjuta rayuan maut berhamburan melalui layar kaca, pelat VCD, buku – buku dan majalah. Ribuan tempat tersedia untuk melampiaskannya dengan payung HAM melindungi. Dan akhirnya dengan jumawa mereka deklarasikan The Freedom OF Virginity, era baru di mulai era prostitusi.
Siapakah yang di untungkan dan di rugikan? Bayangkan bila perempuan yg di jadikan objek tersebut adalah ibu, adik, kaka atau saudara – saudara dari sang pebisnis – pebisnis yg menjadikan perempuan barang konsumsi. Apakah masih akan berbuat hal yang sama, saya yakin mereka masih punya hati nurani, dan hati nurani tidak akan pernah berdusta.
Juga, kepada para konsumen – konsumen setia, renungkanlah percakapan antara Nabi Yusuf dengan zulaikha ini
Z : Yusuf, alangkah elok parasmu
Y : Tuhanku telah membentuknya sejak aku dalam kandungan
Z : Yusuf, alangkah indah rambutmu
Y : Itu yang pernah hancur dalam kuburku
Z : Yusuf alangkah indah matamu
Y : Dengan itu kupandang Tuhanku
Z : Angkatlah wajahmu, pandangilah diriku
Y: Aku takut buta di akhiratku
Z: Aku mendekatimu dan engkau menjauhiku
Y: Kuharapkan dengan itu, kedekatan dengan Tuhanku
Z: Selimut telah kuhamparkan, masuklah bersamaku
Y: Selimut tak mampu menyembunyikanku dari Tuhanku
Apa yang berbeda pada muatan hedonisme dan permisivisme jaman Zulaiha dan jaman juleha seperti saat ini ? Di sana ada satu Zulaikha dan satu Yusuf. Sementara hari ini ada seribu Zulaikha tanpa seorang Yusuf.
Kepada para laki – laki berlombalah menjadi yusuf di jaman juleha ini, berlombalah menjadi mulia di mata Tuhanmu. Insya Allah, Allah sudah menjanjikan bidadari – bidadari bermata jeli di surga nanti. Dan dunia itu sementara, ibarat senda gurau belaka, sedangkan akhirat kekal selama – lamanya.
“Sesungguhnya orang – orang bertakwa berada di tempat yang aman. Di dalam taman – taman dan mata air – mata air. Mereka memakai sutera halus dan sutera tebal, duduk berhadap-hadapan. Demikianlah...dan kami jodohkan mereka kepada bidadari bermata jeli.”
posted by Duo Ranger at 04.21

6 Comments:

gila keren banget...
judulnya juga kreatif banget.
ketika membacanya di awal, gw pikir lw sedang pro perempuan, tapi ternyata juga menyalahkan...
baru tahu pas bagian akhir, kalau ternyata laki2 juga menjadi akar permasalahan...
duh...tidak bisa ditebak
nana, bagus banget!
sepertinya nana sedang merindukan seorang laki2.
hayo...siapa? ngaku

13 Januari 2008 pukul 03.02  

tau aja....gw lagi menunggu laki-laki yang lebih ksatria dari gw...secara, gw ksatria baja islam gitu..masa gw nunggu putri atau bidadari he...tapi seperi kata tulisan gw di atas, lebih banyak zulaikha dari pada Yusufnya...he...ksatria juga uda pada ga ada ilang ditelan jaman,...yg ngerasa laki-laki ksatria tunjuk tangan! tuh kan ga ada he..he..

13 Januari 2008 pukul 03.53  

wah susah banget memang mencari ksatria ya. teman saya ada tuh yang bercita-cita membebaskan kota kaya jaman dulu dalam penyebaran islam, gara-gara maen game totalwar 2. he2
itulah tanda-tanda kiamat dari zulaikha yang bertebaran dimuka bumi tidak sebanding dengan para ksatria kali ya kita nyebutnya. Mungkin juga poligami jadi solusi. he..he..he...

13 Januari 2008 pukul 08.25  

are....
boku otoko dayo... otoko mae... saya tunjuk tangan nih! otoko da kara...

Hmmm... betul juga,
Jadilah Yusuf - yusuf yang takut akan Rabbnya...

"ayo cup... Juleha udah nungguin tuh..."

14 Januari 2008 pukul 05.21  

tulisannya menarik.....
saran saya mah tambahin referensi dikiiit ajah biar rada ngegel tulisannyah.....
oia, sebelum cabut sayah ngacung dulu ah hehehe.....

si pemuda cinta tea

seseorang yang sedang mengepakkan sebelah sayapnya yang penuh luka,tidak sempurna,terkoyak dan tercerabut.ia sedang terengah-engah ingin terbang ke surga.
bantulah ia, berilah komen di
www.hiruptongjadibangke.blogspot.com

15 Januari 2008 pukul 00.31  

miris banget ya baca tulisannya ...
memang, kejujuran Zulaikha sulit ditemukan..begitupun orang-orang seperti Yusuf AS....mmh, bagusnya penanganan masalah gini, indonesia ngambil model turki, dimana 'yusuf-yusuf' idealisnya membangun pondasi bisnis yang beradab dan menempatkan 'Zulaikhanya' di tempat yang jauh lebih beradab pula, mereka bangun lapangan kerja, dan pekerjaan-pekerjaan kotor itu dihancurkan...sebagai gantinya, sang Zulaikha dikasih pekerjaan yang jauh lebih layak, halal, en mulia tentunya...nah, kalo begini adil kan, lelaki perempuan berbagi peran, bukannya saling menyalahkan dan saling mendominasi..dua-duanya diciptain bukan untuk saling menginjak, atau diinjak..so, bertobatlah laki-laki...sadarlah perempuan...

16 Januari 2008 pukul 02.49  

Posting Komentar

<< Home